Tragedi di Ulsan

Tragedi di Ulsan: Menara Pembangkit Listrik Runtuh, Satu Tewas dan Enam Terperangkap

Kecelakaan Tragis di Pembangkit Listrik Ulsan

Sebuah tragedi mengguncang kota Ulsan, Korea Selatan, setelah menara setinggi 60 meter runtuh pada Kamis sore. Insiden ini terjadi di lokasi pembangkit listrik tenaga panas yang sudah dinonaktifkan sejak tahun 2021. Runtuhnya struktur itu menewaskan satu pekerja dan membuat enam lainnya terperangkap di bawah reruntuhan.

Menurut laporan dari pejabat dinas pemadam kebakaran Ulsan, Kim Jeong-shik, satu korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa setelah berhasil dievakuasi ke rumah sakit pada Jumat dini hari. Dua pekerja lainnya berhasil diselamatkan lebih awal tanpa cedera yang mengancam nyawa.

Kecelakaan ini memunculkan keprihatinan mendalam, terutama karena lokasi tersebut seharusnya sudah aman untuk proses pembongkaran struktur menara. Pihak berwenang kini fokus pada upaya penyelamatan korban yang masih terjebak di bawah tumpukan baja dan beton.


Upaya Penyelamatan yang Penuh Risiko

Sejak kejadian itu, lebih dari 340 petugas penyelamat bersama 90 kendaraan dan alat berat telah dikerahkan ke lokasi. Mereka bekerja siang dan malam, meski menghadapi kondisi berbahaya akibat reruntuhan yang belum stabil.

Kim menjelaskan bahwa operasi penyelamatan sempat dihentikan sementara pada Jumat pagi. Langkah ini diambil karena kondisi struktur yang tidak aman. Setelah dilakukan stabilisasi puing, pencarian akan dilanjutkan dengan dukungan anjing pelacak, kamera termal, serta endoskop untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan di antara reruntuhan.

Berikut data singkat tentang operasi penyelamatan di Ulsan:

FaktorKeterangan
LokasiPembangkit listrik tenaga panas, Ulsan
Waktu kejadianKamis sore, 6 November 2025
Ketinggian menara60 meter (196 kaki)
Jumlah korban tewas1 orang (dikonfirmasi)
Jumlah korban terjebak6 orang
Tim penyelamat340 orang
Alat dan kendaraan90 unit
Status operasiDitunda sementara karena risiko reruntuhan

Petugas terus berupaya meminimalkan risiko bagi tim penyelamat, sejalan dengan instruksi langsung dari Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung. Ia memerintahkan agar seluruh sumber daya dikerahkan namun tetap menjaga keselamatan semua personel di lapangan.


Reaksi Pemerintah dan Publik

Presiden Lee Jae Myung segera memberikan perintah khusus kepada Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan untuk memastikan seluruh alat penyelamatan terbaik digunakan. Ia juga menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap keamanan proyek pembongkaran bangunan tua di seluruh negeri.

Publik Korea Selatan merespons insiden ini dengan kesedihan dan kemarahan. Banyak yang mempertanyakan prosedur keselamatan kerja di proyek pembongkaran besar seperti di Ulsan. Media lokal pun menyoroti fakta bahwa boiler tower tersebut sudah melemah secara struktural karena proses persiapan pembongkaran, yang seharusnya mendapat perhatian ekstra dari kontraktor.

Selain itu, kelompok pekerja industri menyerukan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti runtuhnya menara. Mereka juga meminta kompensasi yang adil bagi keluarga korban serta peningkatan standar keselamatan kerja nasional.


Duka dan Harapan di Tengah Puing

Meski situasi masih mencekam, semangat tim penyelamat tetap tinggi. Setiap detik berharga, karena kemungkinan menemukan korban selamat semakin kecil seiring waktu. Pihak berwenang berharap operasi dapat dilanjutkan dengan aman setelah proses stabilisasi reruntuhan selesai.

Keluarga para korban menunggu di sekitar lokasi dengan harapan cemas. Banyak dari mereka yang menangis ketika mendengar kabar ditemukannya satu korban dalam kondisi meninggal. Namun, mereka tetap berharap keenam korban lainnya masih bisa diselamatkan.

Insiden ini menjadi pengingat keras bahwa dalam setiap proyek pembongkaran, standar keselamatan harus selalu diutamakan. Bukan hanya demi menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, tetapi juga untuk menjaga nyawa para pekerja yang berada di garis depan.

Penutup

Tragedi di Ulsan meninggalkan luka mendalam bagi banyak pihak. Pemerintah Korea Selatan kini berkomitmen melakukan penyelidikan penuh, agar insiden serupa tidak terulang di masa depan. Di sisi lain, operasi penyelamatan akan terus berlanjut hingga semua korban berhasil ditemukan.

Semoga duka ini menjadi pelajaran berharga untuk seluruh dunia tentang pentingnya keselamatan kerja dan kewaspadaan dalam setiap proses pembangunan maupun pembongkaran.